Banjarnegara Banyumas Pos -- Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK) SMP IT Mutiara Hati Banjarnegara tahun ini tampil beda dengan terundangnya seorang ilmuwan sebagai pembicara. Dr Tuswadi, anggota kehormatan Akademi Ilmuwan Muda Indonesia, peneliti kebencanaan yang juga seorang guru bahasa Inggris, Jumat, 27 Januari 2023 memberikan materi bertajuk “Menjadi Pelajar Pintar Berkarakter: Meneladani Bangsa Jepang yang Maju dan Unggul”.
Di hadapan 80 pengurus OSIS yang memadati ruang Masjid SMP IT, Dr Tuswadi berujar bahwa meskipun bangsa Jepang beragama Shinto atau Budha, mereka sangat bagus dalam praktik hidup sesuai ajaran agama Islam.
Misalnya Islam sangat menghargai waktu dan umat Islam sebijaknya disiplin dalam memanfaatkan waktu secara produktif—tetapi kenyataannya banyak umat Islam yang malas, suka terlambat, dan menyia nyiakan waktu sehingga sulit membentuk menjadi bangsa yang maju dan unggul.
Kemajuan dan keunggulan sebuah bangsa sangat dipengaruhi bagaimana bangsa tersebut memanfaatkan waktu secara disiplin dan cerdas.
“Di Jepang ketika kita janjian untuk bertemu—orang Jepang akan selalu hadir tepat waktu. Tidak pernah terlambat walaupun sedetik karena mereka menyadari bahwa dengan disiplin waktu mereka berarti menghargai dirinya sendiri dan orang lain. Termasuk dalam hal belajar—tolong adik-adik pelajar di sini belajar untuk praktik berdisiplin.
Tidak boleh terlambat mengikuti pelajaran—menghadiri acara apapun di sekolah maupun di luar sekolah harus tepat waktu—tidak boleh tertulari oleh mereka yang suka malas dan menyelepekan waktu,” tegas Dr Tuswadi.
Untuk menjadi pelajar yang pintar, kata Dr Tuswadi menurut pengalaman pribadi, di rumah atau tempat tinggal harus mempunyai ruang dan meja belajar yang bersih dan rapi serta penuh buku-buku untuk dibaca dengan mengatur jadwal belajar yang rutin dan disiplin.
Selain itu anak-anak tidak boleh keliru memilih teman dalam pergaulan. Berkumpul dengan mereka yang pintar dan soleh akan membuat diri sendiri tertular pintar dan soleh sehingga ketika berada di lingkungan anak-anak harus teliti dengan siapa mereka berteman. Bergaul dengan orang yang pintar anak-anak akan bisa meniru kebiasaan, etos kerja/belajar, cita-cita, dan ilmu mereka.
“Sewaktu kecil saya suka berteman dengan anak yang orang tunya punya banyak majalah dan koran dan saya bisa numpang baca dan belajar sehingga akhirnya bisa pintar menulis di media massa dan menerbitkan buku,” kata Dr Tuswadi sembari menunjukkan 6 buah buku hasil tulisannya yang best seller.
Anak-anak juga dinasehati untuk menjaga berpenampilan fisik bersih dan rapi serta memiliki aura intelektual yang bersinar. Cara berbicara anak yang pintar biasanya cerdas, lugas, dan tidak banyak omong kosong, dan mereka pandai memperlakukan manusia dan makhluk Tuhan dengan penuh kasih sayang serta menjadikan buku (ilmu) sebagai teman baik.Slamet Riyadi, Kepala SMP IT Mutiara Hati menuturkan bahwa pihaknya sebenarnya sudah lama ingin mengundang Dr Tuswadi karena banyak sekolah murid-muridnya terinspirasi oleh beliau yang memiliki pengalaman hidup spektakuler dan pantas dijadikan teladan bagi orang-orang di sekitarnya.
Dr Tuswadi kecil adalah anak pedagang cangkul yang miskin—namun tekad kuatnya kuliah S-1 dibantu oleh kakak-kakaknya hingga meraih S.Pd. bahasa Inggris dari IKIP Semarang dan langsung lulus tes ASN guru, terkirim ke Jepang untuk mengambil Teacher Training dengan beasiswa penuh dari Pemerintah Jepang dan menempuh S-2, S-3 dan Post Doktoral di Hiroshima University dengan berbagai prestasi membanggakan.
“Pak Tuswadi orangnya sederhana tetapi memiliki banyak sekali kelebihan dimana itu semua bisa ditularkan ke anak-anak di sekolah kami. Bayangkan, dia guru tetapi mampu terambil sebagai ilmuwan di Akademi Ilmuwan Muda Indonesia, dan menjadi Direktur Politeknik Banjarnegara (2018-2022), serta membawa puluhan pemuda/pemudi Indonesia kuliah ke Jepang,” terang Slamet Riyadi.
Di akhir sesi Dr Tuswadi berpesan kepada anak-anak agar apapun bentuk prestasi, cita-cita, capailah dengan kerja keras dan doa agar bermanfaat bagi diri dan banyak orang. Untuk membangun Indonesia yang maju dan unggul semangat kerjasama dan kerukunan harus dipraktikkan oleh anak-anak Indonesia sejak dini sehingga kelak ketika menjadi pemimpin dapat mengayomi semua untuk kemajuan bersama.
Pewarta: Nur s
Post a Comment