Tawakal Adalah Derajat Tertinggi Dalam Mengenal Cinta Kepada Allah SWT

 


Foto: Ustadz M Arif Lutfi bersama dengan teman sejawat 


Brebes Banyumas Pos -- Kematian adalah sesuatu hal yang pasti akan di alami oleh segala mahluk yang bernyawa di atas bumi ini. Kemanapun kita bersembunyi , tetap saja kematian itu akan datang menjemput diri kita semuanya.

Allah ta'ala berfirman :

Katakanlah sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu ( QS Al Jumu'ah : 8 )

Di antara manusia ada yang jarang mengingat mati dan apabila mengingatnya ia tidak menyukainya, karena hanyut di dalam keduniaan. Orang ini setiap kali mengingat mati Ia pun semakin jauh dari Allah ta'ala. Di antara manusia ada yang menghadap Allah ta'ala lalu bertobat dari perbuatan yang tidak pantas.

Maka dengan mengingat mati ia semakin takut dan semakin banyak persiapannya dan menepati tobatnya dengan sempurna. Orang ini tidak membenci kematian karena hanyut dalam keduniaan tetapi tidak menyukainya karena sedikit bekalnya dan tidak siap.

Maka ketidaksukaannya ini bukan karena tidak suka bertemu dengan Allah ta'ala, sikap ini tidak tercela sebab Ia ingin hidup untuk bersiap-siap dan ia berharap kiranya bekalnya sudah cukup sehingga kematian menyebabkannya berjumpa dengan Allah ta'ala dan tinggal di sisiaNya yang mulia.

Sedangkan orang yang Arif selalu mengingat kematian karena waktu itu akan berjumpa dengan kekasihnya . Sedangkan pecinta tidak lupa sama sekali waktu pertemuan dengan kekasihnya manusia seperti ini merasakan lambatnya kedatangan maut. Sebagaimana diriwayatkan dari Huzaifah ra bahwa ketika menjelang wafat ia berkata seorang kekasih yang datang dalam keadaan miskin. Tidaklah beruntung siapa yang menyesal . Ya Allah , jika engkau mengetahui bahwa kemiskinan lebih kusukai daripada kekayaan , penyakit lebih kusukai daripada kesehatan dan kematian lebih aku sukai daripada kehidupan maka mudahkan kematian bagiku supaya aku berjumpa denganMu.

Tingkat tertinggi adalah bila ia menyerahkan urusannya kepada Allah ta'ala . Maka ia tidak memilih kematian maupun kehidupan bagi dirinya . Cintanya kepada Allah telah menyampaikannya kepada derajat penyerahan diri . Maka ia pun tidak memilih sesuatu bagi dirinya kecuali yang dipilihkan oleh Tuhannya.


Pewarta: Nur S/ M Arif

Post a Comment

Previous Post Next Post