Kebumen,(Banyumas Pos) - Ruang Pemuda Kebumen gandeng Himawadiksi KIP Universitas Ma'arif Nahdlatul Ulama (UMNU) Kebumen gelar kegiatan NGOPA-NGOPI (Ngobrol Pemuda, Ngobrol Politik) di Ruang Teater Disarpus Kebumen, pada 23 Juni 2024.
Hadir dalam kegiatan yang bertajuk “The Role of Youth in Facing the 2024 Regional Elections“, Ketua Ruang Pemuda Kebumen, Fathurohman Wahid, Ketua Himawadiksi KIP UMNU Kebumen, Achmad Mustaqim, Politisi Muda Kebumen, dr. Faiz Alaudien Reza Mahardika, Duta Penggerak Literasi Jawa Tengah, Siska Wulandari.
Ketua Ruang Pemuda Kebumen, Fathurohman Wahid, dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan upaya untuk memberikan edukasi, wawasan politik kepada generasi muda.
"Setiap kebijakan yang ada disekitar kita adalah produk politik, maka dari itu pemuda memiliki peranan penting dalam mengambil keputusan yang berpihak kepada kepentingan rakyat," jelasnya.
Sebentar lagi, jelasnya, kita akan memilih bupati, gubernur atau walikota. Dirinya berharap kepada anak muda Kebumen mampu menghadirkan pemimpin yang baik, mampu membawa perubahan yang baik kedepannya.
"Saya berharap kedepannya anak muda mampu memilih pemimpin yang memiliki integritas, kapabilitas, kredibilitas, akseptabilitas, dan akuntabilitas," harapnya.
Ketua Himawadiksi KIP UMNU Kebumen, Achmad Mustaqim, menjelaskan bahwa mahasiswa pemuda harus berperan, berpartisipasi dalam Pilkada 2024, baik itu menjadi penyelenggara pemilihan umum, seperti PPK, PPS dan lain sebagainya.
Selain itu, dirinya berharap kepada mahasiswa dan pemuda Kebumen bisa memilih pemimpin yang benar dan bijaksana untuk memimpin di Kabupaten Kebumen.
"Saya berharap kepada mahasiswa dan pemuda Kebumen bisa memilih pemimpin yang benar dan bijaksana untuk memimpin di Kabupaten Kebumen," jelasnya.
Dalam kegiatan yang dipandu oleh moderator, Fitriya Nur Afifah, Politisi Muda Kebumen, dr. Faiz Alaudien Reza Mahardika, menjelaskan bahwa secara data BPS Kabupaten Kebumen kabupaten termiskin, maka dari itu menurutnya anak muda kedepan harus selektif dalam memilih pemimpin, dengan melihat kompetensi, visi-misi.
"Jadi, supaya kita lebih selektif untuk memilih pemimpin, kita harus punya cita-cita berpolitik dengan modal ilmu politik untuk kesejahteraan seluruh rakyat.
Sementara menurut Duta Penggerak Literasi Jawa Tengah, Siska Wulandari, menjelaskan bahwa perempuan adalah madrasah pertama, jika kita mendidik seorang laki-laki yang dididik hanya satu orang, tapi kalau mendidik seorang perempuan yang kita didik adalah satu generasi.
"Menurut saya perempuan harus ikut andil dalam keputusan politik, jangan hanya ikut-ikutan, karena yang kita pilih adalah seorang pemimpin. Tentunya dengan cara melihat berbagai aspek, kompetensi, dan rekam jejak dari calon pemimpin," jelasnya.(lia)
Post a Comment