H.Yulianto Inspirator Bagi Masyarakat Ambal Dalam Dunia Usaha UMKM


Ambal,(Banyumas Pos) –H Yulianto SE,Pengusaha dari Surabaya yang sekarang melebarkan sayapnya sebagai pengusaha di Kebumen dan sebagai anggota DPRD Kabupaten Kebumen memanfaatkan media sosial Tiktok untuk memasarkan produk pangan emping melinjo,di Desa Benerwetan

Yulianto sebagai  inspirator bagi masyarakat di Desa Ambal,berbagai gebrakan-gebrakan yang dilakukannya untuk mensejahterakan masyarakat seperti 1000 ayam,dan kini era digital jadi peluang dan tantangan bagi pelaku UMKM

Ini program pemberdayaan ekonomi masyarakat. Di mana kami mencari produk yang memang sudah dikerjakan turun menurun di suatu desa,” kata Yulianto saat ditemui di rumahnya, Senin 18 November 2024.

Kecamatan Ambal sebagai daerah penghasil emping ia jadikan pilot project pertamanya. Dalam waktu 4 bulan, Yulianto sudah bisa menyerap tenaga tetap sebanyak 40 orang dengan upah di atas UMR. Termasuk mempekerjakan 480 keluarga sebagai pengrajin.

“Perputaran ekonominya sekitar Rp1,5 miliar hingga Rp2,5 miliar per bulan,” sambungnya.

Sehari Mampu Jual 800 Kg–1 Ton Emping
Dengan angka tersebut, Yulianto menilai ide bisnisnya menjadi sumber perputaran ekonomi baru di Ambal. Dalam sehari, rata-rata ia mampu menjual 800 kilogram hingga 1,2 ton emping melinjo.

“Bahan baku kita ambil dari Kecamatan Mirit, Buluspesantren, tapi dominan dari Kecamatan Ambal,” kata Yulianto.

Meski begitu, ia merasa masih ada kendala dalam bisnisnya. Hal ini disebabkan kualitas melinjo dari pesisir Kebumen belum sepenuhnya diolah dengan baik.

“Bahkan banyak pohon melinjo ditebangi, mungkin ini karena dianggap belum menguntungkan. Untuk memenuhi kebutuhan saya sebesar 60 ton per bulan, harus membeli dari Serang, Lampung, atau Jogja,” tambahnya.

Belum lama ini, Yulianto juga melatih 79 peserta didik SMK Batik Sakti 2 Kebumen untuk menjadi afiliator pada bisnisnya tersebut.

“Dengan ekonomi digital insyaallah bisa membangun Kebumen lebih cepat. Selain emping, kita juga jual oyek, jas hujan, rengginang, kerupuk legendar. Problem utamanya adalah produknya terbatas. Kalau setiap rumah tangga punya pohon melinjo, maka kita bisa jadi sentra. Kita mbahnya melinjo dan emping, tapi kita kalah gesit dengan Kecamatan Limpung Kabupaten Batang, Kebumen sudah terlambat. Tapi bukan berarti Kebumen tidak bisa bangkit, karena produknya saya rasa masih yang terbaik,” pungkasnya. (Lia)





Post a Comment

Previous Post Next Post